Nah, ini saatnya kita membahas tentang investasi saham.
Kata2 yang menjadi judul postingan ini adalah yang biasa terlontar dari mulut masyarakat. Riskan... adalah kata2 yang membuat kita seolah menemui jalan buntu sehingga malas berpikir. Benarkan? Kita begitu mendengar saham, sama seperti mendengar multi-level. Langsung negatif!
Sebenarnya investasi saham tidak perlu riskan. Investasi ini sama seperti investasi lain. Bedanya hanya besarnya investasi... yang diukur dengan satuan waktu. Dalam saham, berbeda dengan investasi di level bawahnya. Di saham, kita benar2 murni mengendalikan uang kita. Jadi uang kita bertambah atau berkurang itu semua ada di tangan kita. Seperti yang saya katakan sebelumnya, investasi saham itu tanpa batas, dalam sehari anda bisa memperoleh 10 kali lipat modal yang anda tanamkan.
Tentu dalam benak Anda yang masih awam dengan saham berpikir "Loh, kalo emang 10x lipat sehari, semua orang kaya dong ntar!!". Saham memang bisa berpeluang menghasilkan 10x dalam sehari, tetapi juga bisa merugikan 10x dalam sehari. Tetapi seperti yang saya tulis di atas, itu tidak berarti menjadi riskan. Tergantung dari kita yang mengendalikan uang itu, apakah kita mau berinvestasi terlebih dulu terhadap waktu untuk belajar lika-liku dan seluk beluk saham. Seiring dengan pengetahuan kita yang semakin luas, keuntungan yang kita dapat akan semakin besar pula.
-Saya kasih sharing pribadi saya dulu-
Pertama kali saya mengenal investasi saham secara langsung yaitu tahun 2006. Pada saat itu saya masih kelas 2 SMA. Papa saya mencoba spekulasi di pasar saham dengan modal yang tidak terlalu besar. Waktu itu masih belum memakai online trading (transaksi via komputer di rumah) jadi dia pergi ke kantor pialang, dan pulang sekitar jam 5. Setiap kali papa saya pulang ke rumah, dia selalu cerita tentang sahamnya. Saya perhatikan yang dia ceritakan hampir semuanya untung. Meski beberapa kali ada juga cerita sedihnya. Dalam sehari, dengan modal yang tidak besar itu, beliau bisa mendapat untung 500 ribu - 2 juta.
Saya langsung berpikir.. Wah, enak juga ya, di kantor udah dapat kopi gratis, ruangan AC, kongkow2 dengan teman2, bisa dapat uang. Nah, dari situ saya mulai tertarik dengan saham. Saya berpikir seperti ini :
Bila dengan duduk2 di rumah bisa mendapatkan uang, sesulit apapun pelajarannya, akan saya lalui. Masuk akal kan? Menurut Anda hal ini juga patut diperjuangkan kan? Bayangkan, tanpa batasan usia, kita bisa berinvestasi di saham. Bahkan ketika saya pensiun nanti, saya bisa terus menggunakan otak saya supaya tidak pikun dan terus menghasilkan uang.
Ada 2 jenis investor di saham. Investor sejati, dan trader. Investor sejati dalam membeli saham, yang ia beli adalah perusahaannya. Jadi ia sebelum membeli harus terlebih dulu tahu tentang profil dan laporan keuangan perusahaan itu, baru memutuskan berinvestasi atau tidak. Sedangkan trader seperti pedagang. Tidak peduli perusahaan itu bagus atau jelek, yang penting harga saham naik, aku jual dan untung. Yang mana yang lebih baik? Menurut saya adalah investor sejati karena ia menilai bagus tidaknya suatu perusahaan diluar harga sahamnya. Tetapi bukan berarti trader jelek. Tergantung dari diri Anda masing2. Ingat sekali lagi, investasi hanya alat untuk mencapai tujuan Anda. Bila Anda memang mengumpulkan lebih banyak uang di trading, kenapa tidak? Yang penting kan impian Anda semakin dekat dengan Anda.
Pelajaran tentang saham saya pelajari secara otodidak. Saya baca buku2 dan searching di internet tentang analisa saham. Analisa saham ada 2 jenis. Analisa fundamental dan teknikal. Fundamental seperti yang dilakukan oleh investor sejati, sedangkan teknikal umum digunakan oleh investor dan trader. Fundamental membantu kita melihat kondisi intern perusahaan terutama keuangannya, sedangkan teknikal membantu kita memperkirakan tren yang sedang dan akan terjadi yang berguna dalam proses kapan kita membeli dan menjual. Yang bagus menurut saya adalah gabungan dari keduanya. Ada 500 perusahaan yang dilisting di bursa. Anda tidak mungkin berinvestasi di semua perusahaan itu, maka Anda harus memilih beberapa saja. Untuk memilih perusahaan terbaik dari 500 saham itu digunakan analisi fundamental. Sedangkan untuk mengetahui kapan kita masuk dan keluar pasar, digunakan analisi teknikal.
Banyak membaca laporan keuangan membantu kita mengetahui apa yang terjadi di perusahaan itu. Membingungkan? Memang. Pertama kali membaca pun saya tidak tahu apa2. Tetapi tidak apa2, teruskan saja membaca, nanti ada ilham yang tiba2 muncul di situ. Untuk analisa teknikal, yaitu analisa grafik harga saham yang sudah terjadi, biasanya banyak tersedia alat bantu. Gunakan saja beberapa yang cocok dengan Anda. Kebanyakan alat bantu bisa2 membuat Anda bingung. Ujung2nya Anda tidak jadi membeli dan ketinggalan kereta.
Saya sendiri sampai sekarang masih mempelajari 2 jenis analisa itu. Tetapi yang sedang saya kembangkan sekarang adalah strategi dalam masuk dan keluar pasar. Seperti yang Robert Kiyosaki dan Tung DW katakan. Dalam investasi, yang terpenting adalah memikirkan pintu keluar sebelum Anda terjun. Jadi sebelum Anda memutuskan untuk membeli saham, pikirkan dahulu langkah apa yang Anda akan ambil jika harga sahamnya turun atau naik. Kebanyakan investor tidak punya strategi keluar, jadi mereka menghasilkan uang pada hari ini, dan uangnya hilang pada hari berikutnya. Kalau sudah begitu, apa gunanya kita investasi di saham? Hanya buang2 waktu saja.
Strategi yang saya pikirkan adalah bagaimana seandainya pasar turun. Bagaimana seandainya pasar naik. Saya tidak terlalu suka analisa teknikal, meskipun harus. Yang saya ingin lakukan adalah menciptakan strategi keluar masuk yang efektif dan menguntungkan walaupun pasar turun atau naik. Kata Robert : Investor sejati meraup uang terlepas dari pasar naik atau turun. Kata2 ini yang menginspirasi saya untuk membuat berbagai macam strategi.
Strategi yang sudah saya buat adalah strategi average down bertahap, strategi membeli saham dengan 1/2 harga, strategi short sell tertutup, dan strategi mendapatkan saham gratis. Saya rasa tidak usah dibahas di sini karena tidak ada hubungannya dengan topik kita.
Jika Anda memutuskan untuk berinvestasi di saham, Anda perlu mengingat kembali 3 sifat investor hebat.
Dewasa, kemauan belajar, mindset bagus. Di saham ini, segala keputusan transaksi ada di tangan Anda. Meskipun saya tahu seringkali broker/pialang saham Anda memberikan saran transaksi ini itu. Anggaplah saran itu sebagai bahan pertimbangan dan jangan telan mentah2. Jika terjadi kesalahan dalam transaksi yang mengakibatkan Anda rugi, dengan cepat sadarilah kesalahan Anda sendiri. Introspeksilah dan belajarlah. Penderitaan memberikan jauh lebih banyak pelajaran daripada kesenangan. Dewasalah.
Menurut saya pribadi, yang perlu Anda lakukan apabila Anda ingin meraup banyak uang di saham. Anda rancang strategi keluar masuk yang bagus, dan Anda hanya perlu mengikuti strategi itu tanpa perasaan. Lakukan strategi itu dengan disiplin 100% dan Anda akan mendapatkan uang. Yang paling susah dikontrol ketika kita berinvestasi di saham adalah diri kita sendiri. Saya akui, dan sama seperti investor lain, ketika saya ada di depan layar komputer mengamati perdagangan bursa, ada rasa gatal untuk main bila melihat saham ini itu yang dalam posisi menggiurkan. Ini akan membuat Anda tidak konsisten dengan strategi Anda. Jika Anda punya strategi bagus, tidak usah perhatikan saham. Urusi yang lain saja, dan biarkan pasar saham mengalir naik turun dan uang akan mendatangi Anda. Saya ingat kutipan dari ayah kaya di Robert Kiyosaki :
investasi itu sangat membosankan, sehingga sedikit orang yang bisa bertahan.Kalau di logika2, ini benar. Investasi itu membosankan, melakukan yang sama terus setiap hari. Tetapi lakukan saja dengan senang hati. Lakukan dengan disiplin dan ketika Anda bangun pada suatu hari, Anda sudah menjadi kaya. Itu yang saya percayai.
Intinya dalam investasi saham, strategi keluar masuk adalah penting. Pikirkan dulu sebelum Anda masuk ke dalam pasar. Bila tidak, uang Anda bisa berakhir 'nyantol' seperti banyak spekulan di luar sana.