Pertama saya ingin mengucapkan Selamat Idul Fitri bagi yang merayakan.
Setelah sekian lama mandeg menulis di blog akhirnya saya kembali menulis. Ini tulisan recovery yang pertama setelah semua kesibukan harian seperti dikejar anjing. Hehehehe..
Saya ingin membagi ilmu kebijaksanaan yang saya dapatkan waktu bermain saham. Masih ingat kan saya dulu bilang kalo main saham itu ada 2 pendekatan analisis yang berbeda?
Yak. Analisis teknikal. Dan analisis fundamental. Keduanya punya perbedaan yang sangat jauh. Dan yang ingin saya ceritakan adalah perbedaan itu bisa sangat besar, terutama bila diukur dengan waktu dan uang.
Dulu waktu saya masih sangat hijau dalam saham, saya menggunakan murni teknikal untuk mengetahui kapan beli dan kapan jual. Dari total 450an saham terdaftar di bursa, tidak ada yang benar-benar saya cermati. Saya murni melihat apakah tren ini lagi naik atau turun? Berapa support dan resisten nya? Kapan saya harus jual? Tidak peduli itu saham lapis 2 atau 3 saya terjuni tanpa lihat perusahaannya. Apa yang terjadi kemudian?
Modal saya amblas separoh!!
Nah lho kok bisa? Ternyata sebagian besar kesalahan yang saya lakukan adalah tidak memilah-milah saham yang saya terjuni. Pokoknya begitu teknikal OK, langsung masuk. Alhasil saya jadi korban bulan-bulanan bandar besar. Harga saham itu bisa naik turun 10 bar dalam 10 menit. Bikin jantungan. Akhirnya saya lepas di harga rugi. Jangan pikir sesudah saya jual selalu naik ya. Tidak mesti. Kadang bisa rebound, kadang malah turun sampai AR (auto-reject) bawah. Sampai gak ada yang mau beli saham itu lagi.
Waduh pusing setengah mati.
Kesimpulannya, sebaiknya dalam investasi saham harus menggabungkan 2 analisis itu secara bersamaan. Nggak peduli seberapa menarik teknikalnya, tetap kita harus perhatikan dasar perusahaan itu. Fundamental jauh lebih penting daripada teknikal. Kenapa?
Gini lho logikanya, misalkan secara fundamental perusahaan X bagus. Lalu kita lihat kapan beli secara teknikal. Misalnya harga Rp 1000,-. Nah pas harga itu kita beli. Trus harganya turun, ternyata teknikal salah atau ada trend trap di situ. Harganya turun terus. Nah di saat begini kita tidak perlu kuatir dan deg-deg an karena uang kita di perusahaan yang aman dan kita percaya.
Harga saham dalam jangka waktu pendek memang berfluktuasi naik turun. Tapi jangka panjang akan mencerminkan keadaan fundamental perusahaan itu sendiri. Biasanya ini kalimat dimana orang bilang "menghibur diri kalo punya saham yang nyantol di harga tinggi".
Bukan. bukan. Orang yang bilang begitu biasanya murni teknikal dan sering nyantol. Hehehe maaf kalo ada yang tersinggung.
Yang ingin saya tekankan adalah sebaiknya kita bagus di fundamental lalu bagus di teknikal. Bila kita ada salah posisi, kita jadi tidak terlalu was-was karena kita yakin ada di perusahaan yang benar.
OK selamat bertransaksi saham. Semoga sukses.
Hukum Rimba di Jaman Modern
Sama seperti hukum rimba yang jadi judul postingan saya ini, seringkali dalam dunia manusia, berlaku pula hukum yang sama. Yang kaya yang berkuasa. Karena yang terjadi di dunia sesungguhnya memang seperti itu.
Saya ingin menekankan bahwa orang kaya memiliki jauh lebih banyak kontrol daripada orang menengah dan miskin. Mungkin kita sering berucap: Orang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Itu bukan kalimat yang salah. Apa yang membuat orang kaya semakin kaya adalah karena mereka mempunyai modal berlebihan untuk berada dalam investasi dengan resiko lebih tinggi. Jadi orang kaya memilih untuk mengambil resiko lebih tinggi, sedangkan orang miskin seperti berada di dalam sangkar jelek. Orang miskin semakin miskin berinvestasi dengan 2 cara:
Selain itu, memang dunia ini adalah konspirasi. Seperti sebuah sandiwara. Orang2 maha kaya dan berkuasa mengendalikan semua dari balik layar, sedangkan orang kaya, orang miskin, dan menengah adalah pemain atau korban sandiwaranya. Ini bisa kita lihat dari peraturan2 pemerintah yang selalu dibentuk untuk kepentingan orang kaya. Perhatikan berapa perbandingan peraturan yang melindungi orang miskin, dan berapa peraturan yang melindungi orang kaya. Saya curiga rasanya merekalah yang membuat peraturan itu untuk diri mereka sendiri. Dan memang seperti itu kenyataannya.
Saya tidak sewot kepada orang kaya. Bukankah target kita semua adalah menjadi kaya? Jadi bagaimana kita bisa kaya kalau peraturan itu hanya menguntungkan orang kaya? Jawabannya adalah kita memposisikan diri sebagai pihak yang diuntungkan oleh peraturan itu.
Jangan salah.
Mengikuti peraturan itu bukan dari sisi orang miskin yang dirugikan. Kita harus membuat bagaimana caranya kita berada di sisi yang menguntungkan. Saya pikir kita semua dibekali dengan otak yang luar biasa, jadi menurut saya masing2 kita sudah mempunyai modal hebat yaitu otak. Bagusnya lagi, otak itu gratis.
Hanya dengan berada di sisi yang diuntungkan, kita bisa meraih kekayaan super besar. Karena tidak mungkin kita bisa mengubah peraturan itu, sekalipun Anda presiden, coba saja ubah peraturan itu, lihat saja tidak sampai satu tahun, Anda akan diminta turun dari jabatan kepresidenan.
Sebenarnya saya miris memperhatikan kondisi orang miskin di negara kita ini. Bukan keadaan hidupnya. Kalau keadaan hidup dari dulu sudah susah begitu kan? Maksud saya, mereka selalu ingin diuntungkan tetapi kukuh dengan keegoisan. Harusnya mereka mencari akal untuk menjadikan diri mereka yang diuntungkan dari peraturan2 itu, tanpa mengubah peraturannya. Tapi apa yang mereka lakukan? Mereka mendirikan asosiasi dan perlindungan buruh dan perkumpulan orang miskin lain, kemudian bersama2 dengan kekuatan jaringan ingin mengubah kebijakan pemerintah agar menguntungkan mereka.
Percaya atau tidak, pemerintah tidak akan bergeming dengan teriakan masal seperti itu.
Jika disini yang membaca adalah orang yang saya maksudkan di atas, saya tidak sedang menghina Anda, hanya mengkritik agar Anda bisa lebih maju. Tujuan hidup saya adalah memberdayakan orang2 tertindas, termasuk orang miskin. Saya ingin mengingatkan bahwa demonstrasi tidak bisa mengubah apapun, terutama kebijakan ekonomi. Ekonomi selalu dikuasai oleh kaum bangsawan yang mensupport pemerintah. Bagaimana bisa serikat buruh yang tidak berkontribusi apa2 ke pemerintah mempengaruhi pemerintah agar mengubah kebijakan, sedangkan kaum bangsawan banyak berkontribusi terutama dalam bentuk uang pada pemerintah???
Intinya, kita tidak bisa mengubah kebijakan yang sudah ada. Daripada kita membuang waktu untuk menentang, memprotes, atau berusaha mengubah peraturan itu, sebaiknya kita mulai berpikir bagaimana agar kita bisa diuntungkan dari berlakunya peraturan itu.
Salam sukses
Saya ingin menekankan bahwa orang kaya memiliki jauh lebih banyak kontrol daripada orang menengah dan miskin. Mungkin kita sering berucap: Orang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Itu bukan kalimat yang salah. Apa yang membuat orang kaya semakin kaya adalah karena mereka mempunyai modal berlebihan untuk berada dalam investasi dengan resiko lebih tinggi. Jadi orang kaya memilih untuk mengambil resiko lebih tinggi, sedangkan orang miskin seperti berada di dalam sangkar jelek. Orang miskin semakin miskin berinvestasi dengan 2 cara:
- Membatasi diri dengan tidak mengambil resiko dan hidup aman2 saja (aman menurut versi dia sendiri)
- Membuka diri untuk lebih banyak resiko tetapi tidak punya modal yang cukup untuk bisa bertahan di investasi high risk (kegagalan investasi pertama sudah membuat ia tersingkir dari medan tempur)
Selain itu, memang dunia ini adalah konspirasi. Seperti sebuah sandiwara. Orang2 maha kaya dan berkuasa mengendalikan semua dari balik layar, sedangkan orang kaya, orang miskin, dan menengah adalah pemain atau korban sandiwaranya. Ini bisa kita lihat dari peraturan2 pemerintah yang selalu dibentuk untuk kepentingan orang kaya. Perhatikan berapa perbandingan peraturan yang melindungi orang miskin, dan berapa peraturan yang melindungi orang kaya. Saya curiga rasanya merekalah yang membuat peraturan itu untuk diri mereka sendiri. Dan memang seperti itu kenyataannya.
Saya tidak sewot kepada orang kaya. Bukankah target kita semua adalah menjadi kaya? Jadi bagaimana kita bisa kaya kalau peraturan itu hanya menguntungkan orang kaya? Jawabannya adalah kita memposisikan diri sebagai pihak yang diuntungkan oleh peraturan itu.
Jangan salah.
Mengikuti peraturan itu bukan dari sisi orang miskin yang dirugikan. Kita harus membuat bagaimana caranya kita berada di sisi yang menguntungkan. Saya pikir kita semua dibekali dengan otak yang luar biasa, jadi menurut saya masing2 kita sudah mempunyai modal hebat yaitu otak. Bagusnya lagi, otak itu gratis.
Hanya dengan berada di sisi yang diuntungkan, kita bisa meraih kekayaan super besar. Karena tidak mungkin kita bisa mengubah peraturan itu, sekalipun Anda presiden, coba saja ubah peraturan itu, lihat saja tidak sampai satu tahun, Anda akan diminta turun dari jabatan kepresidenan.
Sebenarnya saya miris memperhatikan kondisi orang miskin di negara kita ini. Bukan keadaan hidupnya. Kalau keadaan hidup dari dulu sudah susah begitu kan? Maksud saya, mereka selalu ingin diuntungkan tetapi kukuh dengan keegoisan. Harusnya mereka mencari akal untuk menjadikan diri mereka yang diuntungkan dari peraturan2 itu, tanpa mengubah peraturannya. Tapi apa yang mereka lakukan? Mereka mendirikan asosiasi dan perlindungan buruh dan perkumpulan orang miskin lain, kemudian bersama2 dengan kekuatan jaringan ingin mengubah kebijakan pemerintah agar menguntungkan mereka.
Percaya atau tidak, pemerintah tidak akan bergeming dengan teriakan masal seperti itu.
Jika disini yang membaca adalah orang yang saya maksudkan di atas, saya tidak sedang menghina Anda, hanya mengkritik agar Anda bisa lebih maju. Tujuan hidup saya adalah memberdayakan orang2 tertindas, termasuk orang miskin. Saya ingin mengingatkan bahwa demonstrasi tidak bisa mengubah apapun, terutama kebijakan ekonomi. Ekonomi selalu dikuasai oleh kaum bangsawan yang mensupport pemerintah. Bagaimana bisa serikat buruh yang tidak berkontribusi apa2 ke pemerintah mempengaruhi pemerintah agar mengubah kebijakan, sedangkan kaum bangsawan banyak berkontribusi terutama dalam bentuk uang pada pemerintah???
Intinya, kita tidak bisa mengubah kebijakan yang sudah ada. Daripada kita membuang waktu untuk menentang, memprotes, atau berusaha mengubah peraturan itu, sebaiknya kita mulai berpikir bagaimana agar kita bisa diuntungkan dari berlakunya peraturan itu.
Salam sukses
Kayaknya saya bukan trader yang hebat
Teman2, postingan ini akan berisi tentang curhatan saya tentang beberapa hari belakangan ini.
Jadi seperti yang saya ceritakan di depan, saya berinvestasi di saham. Saya punya strategi2 yang bagus untuk swinger (investor jangka menengah) dan saya telah menjalankan strategi itu dengan cukup rapi. Tetapi harus diakui, saya lalai. Saya ingin mengetahui apa saya cocok menjadi day trader. Jadi dalam beberapa hari bursa yang lalu, saya mulai mencari saham2 yang aktif dan naik turun dengan cepat. Hari pertama saya untung. Hari kedua saya untung. Hari ketiga, saya buntung! Saya tidak memperhatikan besarnya frekuensi yang sudah terjadi sehingga pada saat saya masuk, bandar sudah akan meninggalkan pasar. Alhasil, saham itu saya tutup di angka yang membuat sakit perut. Jadi malam ini saya merenung. Saya kayaknya gak cocok jadi day trader. Mungkin saya cocok jadi investor jangka panjang saja.
Nah, mungkin dari kita ada yang bingung dalam investasi saham cocoknya menjadi investor atau trader. Anda bisa mencoba keduanya. Lihat saja hasilnya. Bila Anda tidak kuat dengan hasil sedikit atau malah merugi, ditambah lagi day trader harus punya jantung yang bagus. Sebaiknya Anda beralih ke investor swinger atau jangka panjang sekalian. Bila jantung Anda kuat dan suka tantangan, day trading adalah pilihan yang baik. Perhatikan hasilnya. Meskipun Anda suka day trading tapi kalau tidak untung ya buat apa dijalani? Justru kita ini investasi di saham untuk mendapat untung kan?
Singkat saja pesan saya, saham juga hanya alat untuk mencapai tujuan kita. Tidak perlu jatuh cinta pada saham. Hanya gunakan untuk mencapai tujuan.
Salam sukses. Trims sudah mau membaca curhatan saya.
Jadi seperti yang saya ceritakan di depan, saya berinvestasi di saham. Saya punya strategi2 yang bagus untuk swinger (investor jangka menengah) dan saya telah menjalankan strategi itu dengan cukup rapi. Tetapi harus diakui, saya lalai. Saya ingin mengetahui apa saya cocok menjadi day trader. Jadi dalam beberapa hari bursa yang lalu, saya mulai mencari saham2 yang aktif dan naik turun dengan cepat. Hari pertama saya untung. Hari kedua saya untung. Hari ketiga, saya buntung! Saya tidak memperhatikan besarnya frekuensi yang sudah terjadi sehingga pada saat saya masuk, bandar sudah akan meninggalkan pasar. Alhasil, saham itu saya tutup di angka yang membuat sakit perut. Jadi malam ini saya merenung. Saya kayaknya gak cocok jadi day trader. Mungkin saya cocok jadi investor jangka panjang saja.
Nah, mungkin dari kita ada yang bingung dalam investasi saham cocoknya menjadi investor atau trader. Anda bisa mencoba keduanya. Lihat saja hasilnya. Bila Anda tidak kuat dengan hasil sedikit atau malah merugi, ditambah lagi day trader harus punya jantung yang bagus. Sebaiknya Anda beralih ke investor swinger atau jangka panjang sekalian. Bila jantung Anda kuat dan suka tantangan, day trading adalah pilihan yang baik. Perhatikan hasilnya. Meskipun Anda suka day trading tapi kalau tidak untung ya buat apa dijalani? Justru kita ini investasi di saham untuk mendapat untung kan?
Singkat saja pesan saya, saham juga hanya alat untuk mencapai tujuan kita. Tidak perlu jatuh cinta pada saham. Hanya gunakan untuk mencapai tujuan.
Salam sukses. Trims sudah mau membaca curhatan saya.
Langganan:
Postingan (Atom)